Jumat, 31 Mei 2013

Kereta Tidur

Judul: Kereta Tidur
Penulis: Avianti Armand
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 136
Cetakan: I, Juni 2011
ISBN: 9789792270983


Buku ini merupakan karya Avianti Armand yang pertama kali saya baca. Alasan saya memilih buku ini sebagai salah satu bacaan saya adalah beberapa review yang menyatakan buku ini bagus. Ada 10 cerita pendek yang dimuat di buku ini, Perempuan Purnama, Matahari, Dongeng dari Gibraltar, Requiem, Sempurna, Kupu-kupu, Perempuan Tua dalam Kepala, Tentang Tak Ada, Tiket ke Tangier, dan Kereta Tidur. Apakah saya menyukai semua cerita ini?

Perempuan Pertama, sepertinya menceritakan kisah Hawa dalam Perjanjian Lama, dengan interpretasi bebas oleh Avianti. Bagi saya kisah ini cukup dominan dengan absurditas. Tak mudah memahami jalan ceritanya. Matahari, bagi saya terllau absurb, meski disajikan dengan indah, di tiap bagian diawali oleh rintisan puisi. Untung cerpen berikutnya, Dongeng dari Gibraltar, saya suka. Kisah impian memiliki anak dari pasangan Mesaid dan Sania cukup indah dalam kata-katanya.

Requiem, bagi saya mendatangkan kening berkerut berikutnya. Bukannya saya tak suka kisah berabsurb-absurb, tapi saya pikir cerita ini not of my cup of tea. Sempurna menggambarkan kisah cinta yang serasi namun berakhir begitu saja. Kisah ini seolah-olah menari-nari dalam rangkaian kata, dan pantas mendapat apresiasi. Kupu-kupu merupakan kisah intepretasi dongeng gadis berkerudung merah, cukup menarik dan agak bias memang, tapi masih bisa dinikmati. 

Perempuan Tua dalam Kepala, ah, saya merasa penasaran dengan sosok si perempuan tua. Dari keselruhan cerita, kisah ini yang paling saya sukai. Tentang Tak Ada, mengingatkan saya akan lagu Ilir-ilir, sebuah kisah singkat yang cukup pelik untuk diikuti. Tiket ke Tangier lagi-lagi berkisah tentang kisah yang tak kupahami. Dengan digenapi oleh Kereta Tidur, saya berpikir sebagai penutup kisah ini masih lebih baik dari beberapa kisha absurb termuat.

 

3 komentar:

  1. jadi kalau mau baca buku ini harus menyiapkan kening untuk dikerutkan dunk ya mas tezar?

    #KilasBuku #Blogwalking

    Dila
    kilasbuku.blogspot.com

    BalasHapus
  2. duhhh capek ya kalo baca cerpen yang terlalu absurd..itu penulisnya emang demen bikin orang pusing atau gimana sih? hehehe...

    BalasHapus
  3. Wah sepertinya menarik nih >.< saya suka ke absurd-an :p

    BalasHapus