Selasa, 08 Oktober 2013

Enigma

Judul: Enigma
Penulis: Yudhi Herwibowo
Editor: Anin Patrajuangga
Penerbit: Grasindo
Jumlah Halaman: 224
Cetakan: I, 2013
ISBN: 9786022511922

Beruntung sekali saya bisa mendapatkan satu lagi buku bagus. Kali ini, Enigma buah karya mas Yudhi Herwibowo, berhasil memikat saya. Enigma, sebuah kisah yang menarik sebuah pemahaman, akan arti persahabatan dan cinta. Dan misteri yang melekat di antaranya.

Ada lima tokoh yang kisahnya diangkat dalam novel ini. Hasha, Isara, Patta, Chang, dan Goza. Ditambah Kurani yang menggenapi enam sahabat seangkatan di jurusan Komunikasi UGM. Sebuah warung lotek di dekat daerah Kanisius Yogyakarta merekatkan mereka pada sebuah jalinan persahabatan. Kurani meninggalkan mereka di tahun kedua karea berpindah kuliah di salah satu perguruan tinggi lain. Dan novel ini mengisahkan, perjalanan hidup kelima orang sahabat itu, dengan sudut pandang masing-masing, berkaitan dengan hidup dan keterlibatan satu sama lain.

Kisah diawali ketika Hasha hendak melangsungkan pernikahan dengan Kurani. Ishara yang waktu itu memilih untuk bercerai dengan Patta, merasakan bahwa dia harus kembali ke Yogya untuk menemukan kembali kenangannya akan masa-masa lampaunya dan juga memiliki sebuah tujuan, bertemu dengan Hasha, sahabat yang dicintainya.

Pertemuan kembali Hasha dengan Chang, serta selanjutnya dengan Isara membuka sebuah peristiwa lama yang membuat Isara dan Hasha, meski sebenarnya saling memendam rasa justru menjadi saling menjauh, bahkan Isara memilih untuk menikahi Patta, yang tak dicintainya tetapi mencintainya. Sedangkan Goza, seolah-olah ada tangan tak tersentuh yang membuat dia bersentuhan kembali dengan teman-temannya tersebut, meski bukan dalam sebuah kesengajaan.


Seperti yang saya tulis di bagian awal saya menyukai buku ini. Iya. Bukan semata-semata karena terkenang akan kota Yogyakarta sih, tapi mas Yudhi berhasil menyusun sebuah cerita yang kompleks dengan kata-yang yang mengalir lancar dan tak rumit. Dan meski pola cerita tak runtut, kadang maju mundur disesuaikan dengan sudut pandang siapa yang diambil, tak membuat buku ini kehilangan lubang pada plot ceritanya. Dan yang pasti saya suka sama ceritanya.

Meski memadukan sebuah kisah romantisme dan misteri tak membuat Enigma harus 'mati' dengan kata-kata romansa tetapi Enigma justru berhasil dibuat dengan kelugasan kata-katanya. Selain itu saya suka juga dengan ilustrasi di dalam bukunya. Seolah-olah mempertegas jalannya cerita. Namun bukan berarti karya ini tak memiliki kekurangan. Berbagai typo masih bertebaran, meski tak mengganggu bagi saya. 

2 komentar: