Sabtu, 05 Juli 2014

Autobiografi Saya

Judul: Alex Ferguson, Autobiografi Saya
Judul Asli: Alex Ferguson, My Autobiography
Penulis: Alex Ferguson
Penerjemah: Zia Anshor
Editor: Andi Tarigan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2014
Jumlah Halaman: 438
ISBN: 9786020303666

Seumur-umur menjadi penggemar sepakbola, saya tak pernah menjadi fans Manchester United. Pertama kali menyukai sepakbola, tim yang menjadi favorit saya salah satunya adalah Liverpool, pesaing abadi Manchester United di Liga Inggris. Meski "memusuhi: MU, saya tetap salut dengan kesuksesan Ferguson membawa MU menjadi tim terbaik di Inggris. Dan beruntung sekali saya bisa menikmati biografi yang dia tulis, Alex Ferguson, My Autobiography, yang diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama, menjadi Autobiografi Saya.

Alex memang pelatih hebat. Dalam olah tulisnya di buku ini, dia menuliskan semua apa yang ada di hadapannya ketika memanajeri klub sebesar Manchester United.
"Kadang kekalahan itu adalah hasil terbaik. Bereaksi tehadap masa sulit itu juga baik. Di titik terendah pun kita harus menunjukkan kekuatan." [halaman 18]
Dalam buku ini, Sir Fergie menuturkan apa saja, apa yang ada di kepala, dan apa yang membuat dia bersama MU menjadi istimewa.  Suka duka bersama pemain-pemain terbaik, pemain muda, menghadapi tingkah laku pemain, berkomentar tentang pelatih-pelatih lawan, serta kompetisi.



Meski diceritakan tanpa runtutan periode, apa yang ditulis masih sangat bisa dinikmati. Seolah-olah kita tak berhadapan dengan seorang pelatih tapi dengan seorang penulis. Gaya bahasanya mengalir, dan yang menjadi nilai lebih terjemahannya enak dibaca. O ya, satu jempol ketika Fergie mau menulis satu bab khusus tentang Liverpool :).

Terlepas dari perannya sebagai pelatih tim musuh dari favorit saya, kehadiran Fergie telah membawa warna untuk dunia sepakbola. Prestasinya, luar biasa. Tim yang dia latih luar biasa, dan sepakbola menjadi sebuah tontonan yang menarik.

1 komentar:

  1. aku ingat pas dia mundur, dunia pertwitteran gonjang-ganjing sampe orang yang pensiun dari liga persepak-bolaan seperti eike juga jadi "agak peduli" haha...

    BalasHapus