Jumat, 15 April 2016

Giveaway #BBI5thAnniversary



Hallo jumpa lagi dalam event giveaway. Kali ini dalam rangka ultah BBI (Blogger Buku Indonesia) yang kelima. Yay, Selamat ultah Bebi, Semoga bisa semakin maju dan sukses.



Untuk GA ini, saya menyediakan buku:

THE REVENANT oleh MICHAEL PUNKE

1823. Sungai Grand—perbatasan antara Dakota Utara dan Selatan. Hugh Glass, penjelajah berpengalaman dan ahli melacak jejak, tak menyangka masih bisa hidup. Ketika berhadapan dengan beruang grizzly, dia terluka sangat parah. Semua orang di rombongannya menyangka hidup Glass tak akan bertahan lama.
Dua orang rekan seperjalanannya diperintahkan merawat dan menunggui Glass yang sedang sekrang. Alih-alih membantu, mereka justru kabur dengan membawa semua peralatan bertahan hidup milik Glass. Pengkhiantaan itu membuat Glass bersikeras bertahan hidup demi satu tujuan: membalas dendam.
Dengan tekad kuat, Glass merangkak sejauh ratusan mil di perbatasan dataran Amerika, mengejar incarannya.
Inilah kisah mendebarkan mengenai pengkhianatan, keserakahan, juga perjuangan antara hidup dan mati—perjalanan luar biasa dari seorang penjelajah di dataran Amerika pada abad ke-19.

Caranya mudah: tinggal tulis di komentar jawaban pertanyaan saya: Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia. Tuliskan bersama nama dan alamat email&twitter yang bisa dihubungi.
Oh iya, waktunya terbatas ya, dari 15 s.d. 21 April 2016. Dan peserta harus memiliki alamat kirim di Indonesia. Saya akan pilih pemenangnya setelah tanggal 22 April 2016. Insya Allah. SO, enjoy the giveaway dan semoga beruntung. 

48 komentar:

  1. Nama: Dion Yulianto
    Twitter: @dion_yulianto
    Email: yuliantodion@gmail.com

    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia?

    Menurut saya, peningkatan minat baca harus diawali dengan menyadarkan masyarakat tentang betapa menyenangkannya membaca. Bagi awam, kegiatan membaca identik dengan belajar, dengan sekolahan, sehingga setelah lulus sekolah banyak yang kemudian lupa membaca. Ini bisa diatasi, salah satunya dengan mempromosikan gerakan membaca itu keren, membaca itu menyenangkan. Caranya? Kita pinjamkan buku-buku novel yang sudah dibuat versi filmnya, seperyi Harry Potter, The Hunger Games, Gelombang Kelima, dan The Hobbit. Bilang ke mereka kalau baca bukunya ternyata tidak kalah seru.

    Bisa juga dengan sengaja meninggalkan buku keren di tempat tempat publik, misal di halte bus, di emperan masjid, di gerbang depan sekolah, atau di cafe-cafe. Tulis di buku itu bahwa siapa pun yang menemukan buku itu boleh membacanya gratis di rumah, asal setelah selesai, dia harus meletakkan buku itu di tempat publik yang lain. Dengan begitu, lebih banyak orang yang bisa membaca buku bagus dengan gratis.

    Buku itu tidak mahal, dengan wisata buku di sekolah, guru bisa mengajak siswa mengunjungi pameran buku obralan dengan buku-buku yang murah meriah. Selalu ada jalan ketika kita krwatif dan mau berupaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide bagus tuh ninggalin buku di tempat umum. Semoga bisa jadi tren :)

      Hapus
  2. Sylvia L'Namira
    @sylnamira
    aku.syl@gmail.com

    Cara meningkatkan minat baca?

    1. Mempromosikan buku-buku baru dengan cara sharing ke orang di sekitar kita mengenai buku yang kita baca. Ceritakan serunya buku tersebut, jangan kasih tau endingnya biar mereka penasaran.

    2. Rekomendasikan buku sesuai dengan minat orang tersebut, pilihkan dan pinjamkan. Jika orang itu tidak suka baca, rayu untuk membaca paling tidak bab 1.

    3. Bacakan kutipan-kutipan yang menarik dari sebuah buku, bilang kalau itu bagus lho buat dijadiin status di twitter. Tapi jangan lupa cantumkan sumber!

    4. Jika ada yang berulang tahun (ponakan, anak, teman, tetangga) berikan buku sebagai kado.

    BalasHapus
  3. Raafi | @raafian | oughmybooks@gmail.com

    Meningkatkan Minat Baca?

    Pengakuan: Akhir Maret lalu aku sudah lebih dulu melakukan apa yang disampaikan Mas Dion: aku meninggalkan beberapa buku di kamar kos, tepatnya di dalam lemari. Aku menaruhnya bersama secarik kertas bertuliskan "Semoga Semakin Suka Membaca!" Aku sengaja melakukan hal itu karena aku yakin nantinya yang akan menempati kamar kos tersebut mencari tahu tentang buku-buku itu.

    Cobalah dengan langkah konkret seperti itu. Walaupun terlihat sederhana, aku yakin itu bisa memberikan pengaruh.

    Selain apa yang telah aku lakukan di atas, aku juga punya harapan besar mengenai event-event tentang buku yang diselenggarakan. Kenapa? Karena sebuah acara dapat mengumpulkan banyak massa. Memang sudah banyak dilakukan dengan banyak book fair yang diselenggarakan pemerintah. Juga dengan acara yang diselenggarakan oleh komunitas seperti Indonesia Reading Festival. Dan akhir April nanti bakalan ada Big Bad Wolf Indonesia.

    Aku harap langkah seperti itu dapat mengubah mindset masyarakat tentang membaca; bahwa membaca itu menyenangkan dan bisa menjadi gaya hidup.

    BalasHapus
  4. Nama : Rissya Mutya Prima
    Twitter : @RMP2982
    Email : rissyamutyaprima@gmail.com

    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia?

    Cara mempromosikan yang unik. Bisa dengan bergosip. Ehh, bukan gosipin orang tapi gosipin tokoh dalam sebuah buku. Ini yang sering banget aku lakuin di jam senggang lagi ngumpul sama temen-temen aku. Biasanya aku dan temenku si A yang suka banget baca buku, bakal gosipin si tokoh dalam buku yang kita baca bareng, nah pasti aja ada yang kepo dengan gosipan kita, pas tau itu buku pasti pada mau minjem. Dan ketularan virus baca buku. Bisa juga di sosial media. Dengan mencantumkan quote yang bagus dan biasa dialami dikehidupan nyata pada setiap postingan kita bisa di Path, Twitter, IG, ini bisa membuat orang penasaran, dan ingin membaca bukunya.

    Membiasakan sejak dini membudayakan minat baca, jadi anak PAUD bisa kunjungan ke perpustakaan daerah, atau perpustakaan keliling bisa menyambangi ke sekolah PAUD/TK/SD.

    Memperbaiki sistem perpustakaan sekolahan, yang biasanya hanya di isi dengan buku pelajaran atau ensiklopedia yang membosankan. Padahal murid di sekolah itu memiliki minat baca yang tinggi, namun terhalang oleh biaya membeli buku, saat ke perpus sekolah ternyata tidak menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.

    Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan terhadap budaya membaca. Ini sudah sering dilakukan, namun biasanya yang dicontohkan hanya buku sejarah, buku sastra, yang kurang menarik perhatian khalayak. Seharusnya bisa kita mulai dari buku lucu dengan desain gambar yang menarik atau novel. Jika minat baca sudah tumbuh, maka bahan bacaan akan meluas dengan sendirinya sesuai kebutuhan.

    Mengkampanyekan tentang Minat membaca buku tidah hanya melalui media cetak, namun juga media audio seperti radio dan audivisual seperti ikan di TV. Kampanye ini harus dikemas menarik, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat. Menghilangkan kesan bahwa membaca buku itu menyeramkan dengan halaman yang tebal dengan kata-kata yang memenuhi lembar dan membayangkannya sudah membuat pusing. Nah, mungkin dengan sedikit sentuhan kreatif bisa menghilangkan momok tersebut dan menyadarkan bahwa buku memang jendela dunia.

    Sekian, terimakasih.

    BalasHapus
  5. cindy | @cyn0514 | cyn0514@gmail.com

    minat baca?

    membaca komen-komen di atas, aku setujuuuu semuanya. meninggalkan buku di tempat umum sampai bergosip ttg buku. unik dan oke semua. aku nambahin apa ya...

    oh mungkin -dari pengalaman pribadi- minat bacaku datang mulai saat aku masih kecil dan baru belajar membaca. ibu-ku selalu mendongeng berbagai cerita atau membacakan kisah-kisah sebelum aku tertidur, dan aku sungguh cepat tertidur *sampai sekarang*. karena penasaran dan kelamaan nunggu dibacakan, akhirnya aku mulai membaca sendiri buku-buku dongeng yang ada. dari situ sampai sekarang, kesukaannku membaca gak pernah hilang.

    jadi menurutku, minat baca bisa juga ditanamkan sejak kecil, mulai dari dalam keluarga. para bapak dan ibu bisa mengajari putra-putrinya membaca, sekaligus menanamkan rasa bahwa "membaca itu menyenangkan" dan suatu ketika bisa berkembang menjadi "membaca itu kebutuhan".

    Tengkyu mastez :)

    BalasHapus
  6. Nama: Ira
    Twitter: @irabooklover
    Email: ira.j1f108056@gmail.com

    Kalau di kota saya, rendahnya minat baca lebih karena buku bagus dan buku yang dibutuhkan masih susah didapatkan. Kalaupun ada toko buku online, ongkos kirimnya kebangetan. Saya yg suka membaca saja masih sering meringis kalau mau beli buku apalagi yang ga hobi :D

    Jadi saya rasa cara mengatasinya cukup dengan sediakan saja buku yang bagus dengan mempermudah aksesnya. Caranya, errr ..., yah saya rasa kami perlu satu toko buku besar di sini. Tapi untuk langkah awal yang realistis, mungkin bisa dimulai dengan menyumbang buku-buku favorit dari berbagai genre ke perpustakaan sebagai satu-satunya tempat di sini, di mana buku bisa didapatkan secara mudah dan gratis :D

    Terus, biasanya kalau saya pergi ke perpustakaan, yang baca dan pinjam buku banyak kok. Saya curiga jangan-jangan minat baca sebenarnya tinggi tapi tidak terdata *sotoy*, mungkin karena yang suka baca buku kebanyakan tipe silent reader. Jadi saya rasa perlu pendekatan dan atau komunitas yang tepat (seperti BBI) supaya mereka bisa lebih percaya diri untuk "memberitahu" orang-orang kalau mereka hobi membaca buku dan syukur-syukur bisa menularkan hobi membaca mereka ke masyarakat *haduh kata-katanya* XD

    Sebenarnya gabungan dua hal di atas mengakibatkan satu hal lagi yang saya rasa mengakibatkan minat baca (terutama di kota saya loh ya) rendah. Tapi ini mengarah ke curcol yang panjang. Jadi mungkin saya bikin satu post tersendiri saja nanti di blog, *eh*.

    Okeh, segitu dulu, terima kasih GA-nya MasTez, wish me luck ^^

    BalasHapus
  7. April Silalahi
    @aprlboanarges
    hilda.silalahi92@gmail.com

    Cara meningkatkan minat baca adalah dengan memperbanyak akses media bacaan murah untuk masyarakat luas. Tidak semua masyarakat di Indonesia memiliki tempat untuk berburu buku bacaan. Mereka terasing bahkan untuk membeli buku saja mereka mikir ulang. Lebih baik dipergunakan untuk bertahan hidup.
    Untuk itu pemerintah harus peduli mengadakan tempat toko buku di seluruh wilayah di Indonesia. Tersebar di seluruh wilayah. Jadi masyarakat yang tinggalnya jauh dan terpencil tidak harus menempuh terlalu lama untuk membeli buku.
    Pemerintah juga harus peduli dengan menghadirkan perpustakaan di berbagai sekolah. Jangan hanya perpustakaan tetap saja, tapi adakan perpustakaan mobile yang dapat dijangkau dengan mudah.
    Terakhir, pemerintah harus perduli akan harga buku yang semakin tinggi. Bukan hanya kebutuhan pokok saja yang perlu diperhatikan. Dengan harga buku yang tinggi akan menyebabkan masyarakat malas membaca. Mereka enggan mengeluarkan uang terlalu banyak untuk membeli buku. Kalau pemerintah peduli akan hal ini, bisa dibayangkan bagaimana masyarakat Indonesia dalam waktu dekat bukan?

    BalasHapus
  8. Sulis
    @peri_hutan

    Caranya adalah memulai dari diri sendiri, memberikan contoh kepada orang sekitar, meminjamkan buku kepada mereka, semangati untuk membaca buku lainnya. Sesederhana itu :)

    BalasHapus
  9. Neneng Lestari
    @ntarienovrizal
    n_tarie90@yahoo.com

    Meningkat minat baca itu gak perlu di paksa kok. Apalagi membaca itu kalah saing sama gadget yang super canggih. Pasti kocar kacir sendiri kalau kita maksain buat mereka hobi membaca.

    Cukup sebarkan dan buktikan bahwa membaca itu asik, membaca itu sexy, membaca itu intelek dan membaca itu pintar. Dan jangan lupa, pemerin buku baru kamu dengan bangga saat membaca di tempat umum,karena orang suka ngeliat cover yang kece-kece, Insya Allah mereka bakal tertarik buat membaca.

    BalasHapus
  10. Larissa Rosalina
    @fairish_girl
    Email : fairy.t4l3s(at)gmail(dot)com

    Ikutan ya mas tez^^
    Temanya menarik nih. Hadiahnya juga buku yang saya incer hahaha..

    Menurut saya lebih mudah untuk memupuk minat baca dari semenjak kecilnya. Salah satu caranya bisa dengan mengadakan edukasi di sekolah-sekolah atau lingkungan untuk mendorong anak membaca buku, semisal mendatangkan pembicara dari penulis buku, menyumbangkan buku ke perpustakaan daerah atau sekolah. Orang tua pun juga perlu diberikan pengarahan terhadap minat baca anak. Jangan sampai mereka masih beranggapan bahwa membaca itu buang-buang waktu dan tidak bermanfaat. Saya yakin lingkungan juga dapat berpengaruh, saya sendiri tumbuh besar dikelilingi buku, dengan oma dan mama sebagai pecinta buku maka buku Enid, Laura Ingalls, RL Stine jadi teman bermain saat kecil. Untunglah SD dan SMP saya juga menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku bacaan yang lumayan menarik sehingga mendukung hobi saya.
    Cara lain bisa juga dengan share apa yang kita baca, buku apa yang bagus, dan alasan-alasannya (padahal sendirinya juga belum share hahaha..harus lebih berusaha nih =p).

    Saya yakin minat baca orang Indonesia itu sebenarnya tinggi. Meski belum semua mau membaca buku secara rutin, tapi paling tidak ada yang membaca koran rutin, ada yang sibuk baca artikel-artikel di medsos/web. Itu juga termasuk membaca kan hehe.. Tinggal bagaimana kita mengarahkannya saja.

    Mungkin lain kali mas tez bisa membahas tentang bagaimana cara memerangi buku (baik fisik maupun non fisik) bajakan/ilegal. Itu masalah lain yang tidak kalah penting ^^
    Makasih GAnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. caranya mulai dari sekolah. guru memberi tugas membaca buku, mulai dari jenjang sekolah paling muda. buku yang ditugaskan untuk dibaca tidak melulu sastra yang berat. tidak paham juga sistem pendidikan sekarang, apakah sudah menerapkan hal tersebut. saya baru merasakan tugas membaca buku waktu kuliah. seandainya sudah diawali dan dibiasakan sejak kecil, nampaknya bisa lebih meningkatkan minat baca.
      perpusda sekarang sudah mulai berkembang bagus, sejuk dan ber wifi. ini salah satu magnet yang bagus untuk menarik pembaca berkunjung ke perpus.

      khusnulia@gmail.com
      @liahanmon

      wishmeluck, tengkyu mastez

      Hapus
  11. Lila Podungge
    @lila_coolradio
    Email: lilass1051@gmail.com

    Menumbuhkan minat baca?

    Kayaknya memang kudu ditumbuhkan dari lingkungan sekitar deh. jika sau keluarga kurang mengenalkan bacaan ke anak, dan lebih menyukai tayangann TV atau jaman sekarang tayangan streaming YouTube, bakal susah menumbuhkann minat baca pada anak. Seorang teman ada yang suukses menumbuhkan minat baca pada anak2nya meski ia sendiri tidak sebanyak itu membaca buku. Sementara seorang teman lain yang sedang berusaha menumbuhkan minat pada anaknya yang sudah terlalu expose ke video atau cerita bergerak, kayaknya bakal susah menumbuhkan minat baca pada generasi berikutnya.

    Aku sebagai, ga jarang bahas buku ini itu di kelas, meski terkesan OOT, tapi ga masalah, siapa tau ada murid yang tertarik baca. Dan satu lagi, PAKSA MEREKA UNTUK MEMBACA, huakakaka... Ada satu materi pelajaran yang murid harus membuat review buku. Dengan niat ingsun, aku sediain buku buat mereka pinjam. Paling tidak mereka HARUS menyelesaikan membaca satu buku sbelum menulis review. PUWASSS rasanya begitu berhasil. Yah, meski ngga jaminan juga sihmereka bakal baca lagi hehehehe...

    Sekian adn matur sankyu :D

    BalasHapus
  12. Bagaimana caranya meningkatkan minat baca yang rendah? Singkat aja:
    1. Update dan bikin keren perpustakaan umum dan perpus sekolah. Jangan mau kalah sama perpus sekolah swasta yang kece-kece
    2. Harga buku dong, diturunin. Mahal bener -___-
    3. Mengurangi pajak buku
    4. Memperluas pangsa buku, tambah ke ebook dan audiobook. Kalau bisa, Indonesia punya akses ke Amazon jadi membeli buku bakalan makin gampang
    5. Buku yang nggak laku jangan dihancurkan/dibakar. Disumbangkan saja, atau dijual murah
    6. Toko buku jangan cuma sekedar 'jual buku'. Sering-sering ngadain temu penulis, book signing. Bikin acara kayak writer festival, sering-sering.
    Gitu aja dulu deh :D

    Nina Ridyananda @ridyananda, ninaridyananda[at]gmail[dot]com

    BalasHapus
  13. Nama: alvina
    Twitter: @alvina13
    Email: orybun(at)gmail.com

    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia?

    Tularkan semangat membaca ke keluarga di rumah, cari apa kesukaan mereka, hubungkan dengan buku buku,.
    demikian juga dengan teman atau tetangga sekitar rumah atau keluarga yang jauh, kasih kado buku kalau ultah, ajak jalan jalan ke toko buku, ke perpustakaan, yah gitu aja sih kayaknya.
    Ala bisa karena biasa

    BalasHapus
  14. Ananda Nur Fitriani | @anandanf07 | anandanftrn[at]gmail[dot]com

    Yang pasti harus dimulai sejak kecil ya. Mungkin untuk permulaan, bisa dimulai dari keluarga *berarti orang tua atau kakaknya juga harus suka baca*. Perkenalkan dengan buku, awalnya kita yang membaca, lalu semoga saja anaknya juga ikut tertarik untuk membaca sendiri. Atau sering ajak ke toko buku, biarkan dia melihat-lihat dan jangan lupa belikan bukunya.

    Selain itu, pihak sekolah juga harus mendukung. Contohnya di sekolah saya sudah dijalankan sistem membaca 15 menit setiap pagi. Jadi, pihak sekolah mewajibkan setiap muridnya membawa 1 buku (fiksi atau non-fiksi) dan membacanya selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Lalu menulis resensinya setiap hari. Sayangnya, sistem ini (di sekolah saya) masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya kesadaran dari masing-masing murid, dan kurang pengawasan dari guru.

    Penunjang membaca juga harus disediakan. Misalnya perpustakaan keliling setiap minggu, perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, dengan buku-buku yang beragam dan update. Bagi yang punya buku juga jangan ragu untuk membawa dan membaca di tempat umum, siapa tahu orang lain jadi tertarik sama orangnya, eh sama bukunya xD dan seringlah berbagi pinjaman buku sama teman, jangan disimpen sendiri :p

    BalasHapus
  15. Meningkatkan minat baca di Indonesia?

    Mungkin perlu waktu yang tidak sedikit, mengingat seperti apa faktanya saat ini yang sedang terjadi.
    Setidaknya, untuk meningkatkan minat membaca khususnya anak-anak muda perlu adanya bahan bacaan yang baik secara kualitas. Menurut saya pribadi, Indonesia sudah cukup 'punya bahan' untuk masalah ini. Begitu banyak buku, begitu banyak pesan, dan begitu banyak hal yang berharap bisa diubah. Tapi, seperti yang sudah-sudah. Itu saja tidak cukup. Buku setidaknya harus sama mengasikannya dengan kelereng. Ini loh buku, tempat nongkrong yang lebih beken dari medsos. Nah, untuk mencapai itu, rasa-rasanya imej buku harus sedikit di upgrade. Jangan lagi ada kesan, 'Lihat buku sama dengan terkurung di perpustakan yang sumpek', 'Baca buku sama dengan cupu' hal-hal kayak gini harus dibuang dari masyarakat kita. Caranya? Tidak bisa kalau tidak ada yang memulai. Mungkin, sediakan buku di tempat-tempat macam transportasi umum tuh asik juga. Mungkin, ini udah banyak diadakan macam perpustaka terbuka gitu. Mungkin juga, buku mesti berkolaborasi dengan hal-hal lain. Seperti ada gerakan baca buku sambil ngemil es plant. Atau, satu lagu-satu buku. Intinya, jaman berkembang dan buku harus lebih 'muda' lagi khususnya buat di Indonesia 😁😁

    triwahyuni.irawan3@gmail.com | @tewtri

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Rico Martha
    @richoiko
    Email: ricko.mr@gmail.com

    menumbuhkan minat baca bisa dengan hal sederhana: jadilah orang pintar dan rajin. ini sebenernya berlaku kepada saya sih, soalnya kalau liat temen sebaya yang pinter banget sampai-sampai ditanyain materi mata kuliah apapun itu dia bisa jawab. saya jadi terpecut ingin seperti dia. caranya bagaimana? ternyata dia rajin membaca buku. tdak hanya buku kuliah tapi juga buku umum. dia bilang ilmunya bisa bertambah dengan membaca buku.

    BalasHapus
  18. Nurina Widiani
    @KendengPanali
    nurinawidiani84@gmail.com

    Dari pengalaman pribadi sih, karena aku aktif di kampung, saat penyuluhan Bina Keluarga Balita aku sisipin materi manfaat membaxa & mendongeng bagi anak. Di PAUD pun ada buku bacaan anak yg bisa diakses, sesekali kami guru PAUD read aloud sebentar di awal kelas.
    Ada kalanya minta bantuan pemerintah itu lebih susah, jadi mending cari donatur dari warga atau perusahaan sekitar utk pengembangan taman bacaan masyarakat. Kita bergerak sebisa kita lah, cari orang² yg satu tujuan dan mulai dari yg kecil² dulu. Mengijinkan koleksi kita utk dibaca warga sekitar/teman/siapa saja, misalnya. Daripada nunggu orang lain atau pemerintah melakukan sesuatu.
    Aku juga biasa bawa buku ke mana pun. Di bus, di puskesmas, di jalan aja aku tenteng buku. Terutama saat mengajar. Anak² mudah tertarik dan suka ikut² orang dewasa yg mereka anggap bisa jadi role model. Aku senang kalau bisa mempengaruhi mereka. Wkwk~
    Tapi selain memperkenalkan buku aku tekankan cara merawat buku yg benar.
    Oh iya satu lagi, jika teman anak² ultah, aku pasti ajak anak beli buku buat kado. Agar anakku tau kalo buku itu benda spesial yg bagus utk diberikan, dan agar temannya (mudah-mudahan) jadi suka buku.

    BalasHapus
  19. Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    Email: kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia.


    1. Mulai mengenalkan minat baca sejak dini.
    2. Mulai kampanye tentang buku-buku kali, ya. Misalnya dengan memberikan ulasan gitu, biar pada tertarik. Oh ternyata buku ini bagus dan keren.
    3. Biar bisa mempengaruhi orang lain mau baca, bisa dimulai juga dengan memberi hadiah buku.

    BalasHapus
  20. Nama: Akhfhin
    Email: afingleek(at)gmail(dot)com
    Twitter: @afingleek

    Meningkatkan rendahnya minat baca:
    1. Menurunkan harga buku karena ada beberapa temen-temenku yg sebenernya pengen baca cuman males waktu liat harga buku yang mereka pengen baca tapi setelah liat harganya gajadi.
    2. Perpustakaan harus lebih banyak menyediakan buku bacaan yang menghibur seperti novel, komik, dll. Karena menurutku untuk membuat orang multi membaca bisa dari buku-buku yang ringan dulu

    BalasHapus
  21. Nama : Risyca Nova Pujiastuti
    Alamat Email : rarisycanova[at]gmail[dot]com
    Twitter : @Risyrisyca
    Jawaban :
    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minat baca di Indonesia?

    Hmm… menurut aku sih pertama-tama tularkan hobby membaca kita kepada oranglain, usahakan baca buku atau novel ditempat2 umum, atau ketika hangout bersama teman selalu bawa buku yg sedang kita baca, bawa aja terus kemana-mana sampai nanti akhirnya teman kita penasaran dan mulai tanya-tanya soal buku yg kita bawa, mulai deh kita gosipin buku ke dia, dan pinjamkan bukunya.
    Atau biasanya kalo lagi baca buku dan nemu quotes yang menarik, langsung foto tulisannya dan share ke wa grup, sebisa mungkin juga share ke akun medsos lainnya, intinya sih menarik perhatian orang dulu baru setelah itu mengenalkan buku-buku ke mereka.
    Dan menurutku, disekolah-sekolah harus lebih sering meresensi novel, buku, atau jurnal ilmiah biar mau gak mau jadi baca~
    Koleksi novel sastra dan terjemahan harus lebih banyak di perputakaan umum, daerah, bahkan perpus kampus dan sekolah~
    Selain itu, coba berikan buku kalo teman baik kita ultah biar mau gak mau dia membaca nya~ :D

    Sekian. Terimakasih atas GA nya :D
    Selamat ULang Tahun untuk BBI yang ke-5~~~

    BalasHapus
  22. Eny
    Domisili : jogja
    Akun Twitter : @Enythxz
    email : enytok03@gmail.com

    Meningkatkan minat baca harus dimulai dengan motivasi diri dalam membaca. Bagi saya pribadi pandangan selintas di atas sudah cukup untuk memicu akan pentingnya membaca bagi masyarakat, sebab itu adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan membaca, pandangan kita menjadi terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya. Salah satu kesalahan terbesar dari seseorang yang ingin mulai membiasakan diri untuk membaca adalah image buku dan bacaan yang sebenarnya ia buat sendiri: berat dan membosankan. Padahal banyak sekali jenis buku dengan karakteristik yang beragam. Saya dulu memulainya dengan membaca cerita fiksi seperti cerpen dan novel, berlanjut ke buku-buku praktis (yang pake kata kunci: cara, langkah,tips, kiat, dll), lalu berlanjut lagi ke buku motivasi dan pengembangan diri. Satu hal yang pasti: sesuaikanlah dengan minat anda. Agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari hati. Minat baca harus dipicu dari diri kita untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Kita harus membuat pertanyaan setiap hal yang ada di sekitar kita dan carilah jawabannya di buku. Atau bisa juga melihat-lihat buku di toko atau perpustakaan dan cobalah pertanyakan, “Apasih isi buku ini?” Biasanya rasa ingin tahu dan penasaran sangat efektif untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

    BalasHapus
  23. Nama: Linda Z
    Twitter: @lindemort
    Email: lindazn86@gmail.com

    Meningkatkan minat baca di Indonesia ini emang susah banget ya, Mas. Err.. nggak usah luas-luas amat deh sampe bahas ke seluruh Indonesia, aku ceritain kabar pembaca di Palembang ajah! xD

    Aku setuju sama saran-saran di atas (keren banget tuh yg ninggalin buku dengan maksud biar dibaca orang!). Kalo buku yang diadaptasi jadi pilem, aku udah pernah nularin ke kawanku: ada yang berhasil ada juga yang nggak. Temenku yang satunya kalo lagi seneng banget sama pilem rela deh dia baca bukunya lagi. Tapi yang satu lagi.. serius dia ngelihat buku kayak lihat kuman, nggak akan kesentuh, mending nonton pilemnya katanya! xD

    Mungkin niat baca itu emang harus ada niat dari pribadi itu sendiri yak. Kalau emang nggak niat banget kayak temenku itu, mau dikasih buku keren gratisan seabrek juga paling jadi ganjelan pintu. :')))

    Trus juga perpustakaan di Palembang dua tahun lalu pas aku terakhir dateng ke sana kurang keurus, kurang update, jadi sedih aja gitu pas dateng ke perpusnya. Sampe-sampe belum ada niat untuk ke sana lagi sampe sekarang. Jadi selain niat dari pribadi sendiri untuk membaca, menurutku peran pemerintah mendukung kegiatan membaca juga penting banget.

    Mungkin nanti awalnya memang cuman para kutubuku yang ramein perpus. Lalu kutubuku yang sering nongkrong disitu kenalan trus diskusi mau nularis virus membaca ke anak palembang, lalu terciptalah tren membaca! Terserah deh mau baca apa aja, mau buku-buku teenlit atau tuailait klasik sampe kamus lengkap biologi juga boleh, yang penting baca jadi ngetren. Kalo udah ngetren gitu kan masyarakat sekitar jadi latah dan pengen baca juga. "Wah, keren juga tuh baca buku, trus bikin reviewnya di blog. Kali aja bisa ngetren nih gue!" Yah.. tau sendiri kan, tren bisa mengubah segalanya. xD Berawal cuman pengen ikut-ikutan baca, eh jadi keterusan baca. Mantaaaps! xD

    Makasih giveaway-nya, Mastez. ^^
    Sori kalo jawabanku di atas terkesan kayak buka aib temen. *ditendang* :p

    BalasHapus
  24. Nama: Ika
    Twitter: @ika_utomo
    Email: ika_luv_u@yahoo.com

    Menurut saya, menumbuhkan minat baca harus dimulai dari hal-hal yang kecil dulu. Untuk seorang individu kecil seperti saya, bicara skala nasional masih terlalu susah, tapi bisa dimulai dari yang terdekat dan di sekitar kita dulu seperti keluarga, tetangga, dan teman.

    Meningkatkan minat baca di lingkungan keluarga misalnya, bisa mencontoh yang saya lakukan, dengan selalu memberi kado ulang tahun berupa buku pada adik-adik sepupu, saudara, atau keponakan-keponakan yang masih kecil (ya sebenarnya mau memberi kado buku ke saudara yang sudah dewasa pun tak apa, kok, hahahaaa). Saya selalu melakukan hal ini, dan esoknya jika bertemu dengan si saudara yang sudah saya beri kado ini, saya biasanya bertanya "bukunya sudah dibaca?" dan biasanya mereka pasti membacanya, hahahaaa... ampuh kan?

    Nah, trus di kalangan teman sebenarnya juga sama, kalau pas ngasih kado ulang tahun cenderung memberi buku saja, darpada misalnya baju atau aksesoris. Bisa juga dengan cara iseng "eh, aku baru baca buku bagus deh, kayaknya kamu bakalan suka. mau pinjem? ceritanya tentang....bla bla bla". Strategi "meminjamkan-buku-secara-paksa" ini sebenarnya sudah beberapa kali saya lakukan, dan memang efektif membuat si teman membaca buku itu, heheheee... eh, tapi buku yang dipinjamkan harus buku yang rela untuk dipinjam-pinjam lhooo, bukan koleksi yang terlarang dipinjam, soalnya ada kemungkinan rusak.

    Dalam hal tetangga, ada cara yang sebenarnya ingin saya lakukan, tapi belum sempat. Semoga secepatnya bisa terwujud. Yaitu dengan mendirikan Little Free Library di depan rumah. Hal ini sudah termasuk gerakan global untuk meningkatkan minat baca di dunia lho... silahkan mengunjungi littlefreelibrary.org untuk tahu lebih jauh masalah ini.

    Nah, kalau bicara skala nasional, saya sih cuma bisa berharap saja, semoga perpustakaan2 semakin lengkap buku2nya, fasilitasnya, juga harga buku diturunkan (itu komisi 50% untuk toko bukunya mungkin bisa dikurangi juga, nggak adil bagi penerbit kecil, penulis, juga pembaca yang tidak mampu beli buku karena harganya melambung terus). Harapan saja sih kalau ini...saya mah apaan...sebutir pasir di pantai... *ngesot*

    BalasHapus
  25. Email: bluebell.twinkling69@gmail.com
    Twitter: @HarismaWardani

    Aha! Aku sudah menerapkannya di sekolahku sendiri, dulu. Dan menurutku cukup sukses! *jika buku rusak dan bertekuk dimana-mana itu sebagai buktinya*. Saranku: Mulailah dari lingkungan di sekelilingmu dulu!

    Hal dasar paling pertama tentu saja menunjukan kecintaan kita kepada buku terlebih dahulu ke lingkungan sekeliling (hal ini berguna nantinya, implikasi sebagai sumber untuk rekomendasi atau sekedar meminjam nanti ketika dibutuhkan), lalu perhatikan karakter di sekeliling kita, sebab sungguh, semua orang itu suka membaca, hanya tergantung jenis apa yang mereka inginkan. Bacalah buku di hadapan mereka (memancing rasa penasaran, namun yah, dari dulu aku ngelakuinnya nggak ada niat gitu juga, sih XD) Lalu ketika mereka terpancing bait yang dilempar *syalala~*, mulailah membuka pembicaraan. Dari situ mulai tebak preferensi dasar yang mungkin mereka sukai. Majalahkah? Buku kutipankah? Komik? Atau novel ringan? Lalu lihat apakah kita bisa menawarkan buku koleksi sebagai percobaan untuk mereka.

    Salah malah jika langsung memaksakan bacaan berat, teman-temanku dulu mulainya dari majalah dan komik, lho. Dan akhirnya? Waktu mereka mulai coba-coba beli novel aku ikutan minjam XD *nggak buang duit~*

    Kesulitan dalam cara ini: Tergantung seberapa baik kau memprediksi karakter sekelilingmu, dan bagaimana cara sosialisasi yang biasa kau lakukan dengan sekeliling.

    Leonardo D'Caprio! :o/ *filmfilmfilm!*

    BalasHapus
  26. bzee
    busy_mail125@yahoo.com
    @bzee_why

    Untuk meningkatkan minat baca, pertama-tama beri akses buku yg mudah untuk semuanya; bisa dengan menyediakan buku dengan harga terjangkau atau perpustakaan. Selanjutnya, buat kegiatan menarik seputar buku dan membaca, juga kampanye membaca dengan memberi kesan bahwa membaca itu keren dan menyenangkan.

    BalasHapus
  27. Nama : Yanti
    Twitter: @NelyRyanti
    Email: sitinuryanti@yahoo.com

    Cara meningkatkan minat baca :
    1. Mengajak ana membaca sejak dini, semenjak dalam kandungan, kita sering bacakan buku,sampe mereka lahir dan balita. Dengan sendirinya akan senang membaca. Ini saya buktikan sendiri, anak saya yang usia 6 th,sudah langganan baca buku dan komik. Kl anak2 lain minta mainan, anak sy minta beliin buku
    2. Jangan malu, atau gengsi membaca buku dimana saja.ini dengan tidak langsung mengajak orang lain gemar baca
    3. Adakan perpustakaan di setiap kampung, atau RW. Sehingga warga kampung tidak lagi nggosip,tp baca buku di perpustakaan,apalagi jika perpustakaannya sangat nyaman,misal ada wifi,atau kafe :)
    4. Harga buku jangan kemahalan
    Ini penting juga, meskipun sekarang ada ebook atau perpustakaan digital,tapi orang masih lebih suka membaca buku secara fisik. Jadi kalo bisa jangan kemahalan. Cukup terjangkau deh

    BalasHapus
  28. Nama : Gentur Aji
    Twitter : at elfstan
    Email : elfstan23 at gmail dot com

    Cara meningkatkan minat baca di Indonesia menurut saya :
    1. Meminta komitmen pemerintah untuk mendukung dan menggalakkan serta mengadakan program peningkatan minat baca. Karena sejujurnya, dukungan pemerintah selama ini masih tidak terasa terkait peningkatan minat baca.
    2. Mengkampanyekan gerakan gemar membaca kepada orang-orang terdekat kita.

    BalasHapus
  29. nama: Kitty
    akun twitter: @womomfey
    alamat email: kitty[dot]wibisono[at]gmail[com]

    Untuk meningkatkan rendahnya minat baca di Indonesia, pertama-tama kita harus telusuri terlebih dahulu penyebabnya. Sebenarnya tingkat literasi di negara kita ini sudah banyak bertambah loh! Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor tahun lalu Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Sayangnya peningkatan literasi ini belum sejalan dengan peningkatan minat baca. Minat baca masyarakat Indonesia tetap masih sangat rendah.

    Ternyata ada beberapa penyebab rendahnya minat baca di Indonesia:

    1. Jumlah penulis & penerbit yang masih sedikit
    >> Ketimbang negara maju, jumlah penulis & penerbit di negara kita masih kalah jauh. Belum lagi penyebaran penerbit yang masih terpusat di Pulau Jawa. Hanya sebagian saja penerbit di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Seandainya distribusi penerbit ini lebih merata pasti akan banyak membantu peningkatan minat baca masyarakat lokal karena mereka juga otomatis akan lebih mengedepankan karya-karya penulis lokal yang isinya sedikit banyak dipahami dan diminati masyarakat setempat.

    2. Kurang bervariasinya genre buku di pasaran
    >> Secara garis besar saja dapat dilihat kalau buku-buku fiksi jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang buku-buku non-fiksi. Padahal seharusnya banyak loh buku-buku non-fiksi menarik yang dapat diterbitkan. Bahkan dari genre buku fiksi sendiri juga kebanyakan buku hanya mengangkat genre yang itu-itu saja. Padahal kemajemukan masyarakat kita ini justru akan jadi lahan subur untuk memunculnya genre-genre lain yang pasti akan memperkaya khasanah genre buku nusantara.

    3. Perpustakaan daerah dan sekolah yang kurang menarik dan kurang lengkap koleksi & fasilitasnya
    >> Coba deh perhatikan perpusda atau perpus sekolah di daerah kamu. Menarik minatmu untuk datang berkunjung gak? Biasanya nih! Kalau koleksi perpustakaan itu lengkap, bervariasi dan up to date, orang pasti akan sangat senang untuk sering berkunjung. Biasanya kan perpusda dan perspus sekolah koleksi bukunya ya itu-itu saja. Seandainya lebih up to date dan bervariasi, dijamin pasti orang berbondong-bondong jadi pengunjung tetap perpustakaan deh! Gak masalah kok kalau kita memberikan 1 rak khusus untuk komik (bermuatan edukasi tentunya) di perpusda atau perpus sekolah untuk merangsang minat baca pengunjung. Oh iya, fasilitasnya juga perlu dilengkapi, minimal dengan koleksi video, audio-book, bahkan ruang diskusi.

    4. Kurangnya bonding moment keluarga dengan baca buku
    >> Yup! Ini aku alami loh di keluargaku! Dulu mah boro-boro baca buku, wong minta beliin buku cerita aja keluargaku perlu mikir beribu kali. Untungnya sih masih bisa kuakali dengan pinjam ke perpus atau pinjam teman/saudara. Nah, sejak jadi emak2, aku biasakan membacakan buku untuk anak2ku sedari bayi. Hasilnya kelihatan banget loh! Si sulung yang belum genap usia 5 tahun sudah bisa baca sendiri sejak usia 4 tahun. Kuncinya hanya dengan rutin read-aloud setiap hari! Dia dan adiknya jadi terbiasa baca buku setap hari. Enaknya sekarang ini aku cuma tinggal nemenin mereka karena si sulung sudah bisa inisiatif baca untuk dia dan adiknya ;)


    Intinya: ketimbang muluk2 bikin kampanye besar2an, yuk mulai dari diri sendiri dan keluarga terlebih dahulu dengan langkah2 sederhana dan realistis:

    1. Rutin baca buku setiap hari (baik pribadi maupun dengan anak2)

    2. Buat pojok baca dengan buku-buku pilihan (gak harus banyak koleksinya, yg penting menarik u/ dibaca)

    3. Buat blog berisi jurnal baca keluarga (selain untuk catatan pribadi, ini juga bs menarik pengunjung lain yg ingin cari referensi bacaan)

    4. Rutin kunjungan atau minjem buku ke perpusda/perpus sekolah anak (hemat!)
    >> kalau aku biasanya 2x seminggu pinjam buku di perpus sekolah anak & 2 minggu sekali pergi ke perpusda bareng keluargaku

    5. Konsisten kasih hadiah buku ke kerabat/keluarga yang berulang tahun/merayakan sesuatu

    BalasHapus
  30. Yeyen Nursyipa | 20yeyennursyipa@gmail.com | @YeyenNursyipa

    Menurut kamu bagaimana cara meningkatkan rendahnya minat baca di indonesia.

    Harganya dimurahkan, dan seimbangkan porsi antara gambar dengan kata-kata. Kadang orang ga suka baca karena alergi liat tulisan yang semuanya huruf. Ditambah lagi font yang kecil, spasi yang terlalu berdekatan. Dan orang kadang lebih suka kalo ada gambar atau ilustrasinya, bisa berupa gambar atau berupa kertas lipat 3 dimensi. Ditambah lagi dengan warna-warna. Biarin dibilang kaya buku-buku cerita anak kecil juga. Toh kenyataannya masyarakat lebih suka sama apa yang mereka lihat bukan apa yang mereka baca.

    Dan biasanya kalo buku yang bervariasi warna banyak itu harganya mahal dan hanya orang-orang tertentu yang minat membeli. Makanya murahin harga-harganya supaya banyak dibeli.

    BalasHapus
  31. Nama: Yovano Nalande
    Twitter: @vaan_11
    Email: rubahungu@gmail.com

    Hmm. Meningkatkan minat baca ya? Berat amat pertanyaannya, Mas. *digampar*

    Saya nggak ekspert-ekspert amat ya, soal dunia literasi di Indonesia. Tapi saya mencoba menjawab melalui pengalaman pribadi. Seharusnya minat baca bisa ditumbuhkan mulai dari lingkungan yang terkecil, yakni keluarga. Waktu kecil, saya familiar dengan buku-buku berkat Bapak dan Ibu yang berprofesi sebagai guru. Bapak (guru Biologi) punya banyak buku-buku bergambar (sebenarnya buat murid SMA sih bukunya) mulai dari hewan, tumbuhan, hingga berbagai jenis penampang mikroskopis (ketika saya tanya ke Bapak, Bapak males jawab karena toh saya yang belum sekolah kala itu nggak bakalan ngerti apa itu amuba, sel darah, dan dll). Buku-buku pelajaran punya ibu nggak kalah menarik, sebab beliau guru Bahasa Indonesia. Ketika sudah mulai bisa membaca, saya suka hunting cerpen dan dongeng dari buku pelajaran punya Ibu. Nah, mungkin itulah penyebab saya menyukai kegiatan membaca.

    Bila punya anak kelak, saya tentu akan memastikan bahwa anak saya bakal menyukai kegiatan membaca. Saya akan dengan senang hati menghujaninya dengan berbagai buku bacaan. Perkara soal fasilitas kayak taman baca, perpustakaan, yah... penting juga sih Mas. Tapi yang utama ialah bagaimana menumbuhkan minat baca sedini mungkin. Dan dari keluargalah segalanya dimulai. :)

    BalasHapus
  32. Nama : Humaira
    Email : humairabalfas5@gmail.com
    Akun Twitter : @RaaChoco

    Mencanangkan perpustakaan keliling atau membuat rumah baca. Berbekal buku sumbangan dan relawan juga kendaraan yang sudah dimodifikasi, datang ke tempat-tempat yang sebagian besar anak-anaknya tidak sekolah. Atau membuat perpustakaan di rumah warga yang mau dan jadi relawan. Ruang lingkupnya yang kecil saja dulu, anak-anak dan para tetangga. Dari daerah yang satu ke daerah lainnya, tempatnya yang kecil saja dulu. Lama kelamaan organisasi ini pasti dikenal dan banyak yang ingin mendukung. Lalu bisa membuka cabang di daerah-daerah lainnya, yang tentu saja dengan relawan dari daerah tersebut. Seperti rumah dunia Gol A Gong, atau kandang baca Dik Doang.

    BalasHapus
  33. Nama: Evita MF
    Email: evita.mf27@ymail.com
    twitter: @evitta_mf

    Meningkatkan minat baca disekitar ya.. Menurutku sedikit orang yang membaca buku karena buku itu mahal, jadi hanya beberapa orang yang punya cukup uang dan kemauan saja yang akhirnya senang baca buku. Hal ini benar-benar saya rasakan. Saya suka baca sejak kecil, tapi apa daya saya belum bekerja dan uang jajan saja pas-pasan. Tapi karena ada kemauan saya pun meminjam buku diperpustakaan atau pun pinjam punya teman.
    Sekarang, karena sudah cukup dewasa saya bisa membeli buku sendiri, tapi bukan berarti semua buku diwish list bisa saya beli semua. Kebutuhan hidup ternyata memakan lebih banyak uang juga.Tapi lagi-lagi karena saya punya kemauan untuk membaca, saya coba-coba ikut giveaway. Dari giveaway ini banyak orang mendapatkan buku secara gratis. Otomatis, satu buku bertambah untuk dibaca.
    Menurutku untuk meningkatkan minat membaca pada orang lain itu tidak mudah dan kita perlu sedikit mengeluarkan uang, misalnya membeli buku. Setelah buku dibeli, dibaca, kemudian kita review. Supaya orang yang melihat review kita di blog/GR bisa tertarik juga untuk membaca. Selain itu, sering-seringlah gosipin buku dengan teman, siapa tau mereka tertarik untuk beli, atau kalau tidak beli pun biarlah mereka pinjam punya kita. Siapa tahu dengan begini minat baca orang lain akan bertambah.
    Selain itu adakanlah giveaway, bekerja sama dengan penerbit lebih bagus lagi. Para blogger buku bisa jadi sarana untuk mengadakan giveaway. Semakin banyak buku gratisan dibagikan maka semakin banyak pula orang-orang yang berminat untuk membaca.
    Tak mudah ya mengubah orang lain, mengubah diri sendiri saja sudah susah. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi adanya blogger buku Indonesia, melalui mereka sedikit demi sedikit, banyak orang-orang yang terpengaruh untuk membaca. Terimakasih BBI dan terimakasih sudah membuat giveaway ini, kak.

    BalasHapus
  34. Nama. : Devi Ambar
    Twitter : @ivedvedi
    email : ivedvedi@gmail.com

    Mengadakan aksi sosial, seperti hal nya membagi kan bacaan atau buku yang menarik kepada masyarakat. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwasanya membaca buku itu penting. Bukan sekadar untuk menghabiskan waktu, melainkan menambahkan wawasan secara hemat murah dan meriah.

    BalasHapus
  35. Eni Lestari | @dust_pain | shinra2588@yahoo.com

    sampai sekarang aku berpikir rendahnya minat baca di Indonesia karena sejak kecil anak2 gak dibudayakan untuk membaca. ketika anak2 gak dikenalkan dengan bacaan yang menyenangkan sejak kecil, akan sangat sulit sekali membuat mereka tertarik membaca ketika sudah beranjak besar. contohnya di tempatku. para ibu lebih suka membelikan mainan daripada buku. mereka menganggap buku gak penting, mahal pula, dan gak akan membuat anak mereka senang. menurutku paradigma seperti ini harus diubah. alangkah baiknya menjadikan buku sebagai hiburan, di samping mainan yang juga dibelikan orang tua. caranya tentu gak semudah membalikkan telapak tangan. harus ada penyuluhan untuk mengubah cara berpikir orang tua kita yang masih kolot, terutama buat orang desa (aku tinggal di desa btw). atau diperbanyak lagi perpusda-nya, jadi ada tempat untuk menyalurkan kegemaran membaca. oh ya, pemerintah juga bisa berperan besar di sini. dulu waktu aku SD ada banyak buku cerita yang bagus dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. sayangnya, gak semua perpustakaan di sekolah2 terawat, jadi bukunya pun gak terawat pula. nah, kesadaran akan pentingnya perpustakaan ini juga faktor rendahnya minat baca kita. menurutku sih meningkatkan minat baca untuk orang2 yang berumur mungkin agak susah. tapi, kita bisa 'menggiring' adik2 kita yang masih pure ini agar gemar membaca. caranya ya itu tadi, membudayakan membaca sejak kecil. kalo sudah jadi budaya, maka akan terbiasa. kalo terbiasa, maka minat baca akan terjaga, bahkan sampai tua :)

    BalasHapus
  36. Hai, Kak. Izin ikutan yaa!

    Rendahnya minat baca anak Indonesia bukan hal yang asing lagi. Dan yah, saya pikir untuk mengatasi hal ini kita butuh partisipasi banyak pihak.
    Misalnya beberapa hari lalu, saya berpatisipasi dalam lomba yang diadakan perpus jawa timur dalam membentuk budaya baca. Jadi selain menjadi partisipan, perpus setempat juga perlu membuat serangkaian lomba yang bertujuan meningkatkan minat baca.

    Tidak hanya perpus, sekolah pun juga bisa ikut serta dalam meningkatkan minat baca. Misalnya dengan membuat pojok baca di setiap kelasnya. Dan nanti, akan di barter dengan kelas-kelas lainnya. Atau misalkan, jika terlambat masuk sekolah, diwajibkan membaca buku lalu membuat resumenya. Tips ini cukup sukses, termasuk disekolah saya.

    Dan lagi, sebagai sudut seorang pelajar, saya akan menarik teman-teman saya dengan membuatnya penasaran tentang buku. Disini saya akan menggunakan media sosial, karena sangat sering digunakan oleh remaja sekarang. Berbagi quotes, atau apapun yang membicarakan tentang buku.


    Terimaksih!

    @falfanyfitri
    alfiani.fitri901@gmail.com

    BalasHapus
  37. Dengan cara rajin membaca di tempat umum. Abaikan mereka yang menganggap kita sok pintar karena membaca di tempat umum, karena menurut saya meski mereka mengatakan demikian, ada terbersit rasa penasaran dalam benaknya untuk tahu apa buku yang kita baca. Menumbuhkan sedikit saja rasa penasaran pada mereka yang melihat bisa menjadi awal yang bagus untuk memperkenalkan mereka pada kegiatan membaca.

    Rajin mereview bacaan kita. Ntah itu via tulisan ataupun lisan. Sebenarnya sudah banyak yang melakukan ini tapi terkadang, hasil review kita hanya dibaca oleh mereka yang tertarik dengan buku tersebut. Bagaimana dengan mereka yang tidak tertarik sama sekali? Mungkin bisa dengan cara mengiklankan review kita secara lisan. Misalnya saja dengan sengaja menunjukkan hasil review kita pada teman atau rekan kerja, meminta mereka memberikan pendapat tentang review yang sudah kita buat. Secara tidak langsung kita sudah memperkenalkannya pada buku tersebut, dan pastinya karena kita meminta pendapatnya, dia akan dengan sungguh2 membacanya dan bisa saja dengan begitu timbul rasa tertarik untuk membacanya. Nah, jika dia sudah penasaran, kita bisa langsung meminjamkan buku tersebut... :D

    Tips diatas merupakan salah satu cara yang coba saya aplikasikan sampai saat ini kepada teman-teman saya dan Alhamdulillah, berbuah manis. Beberapa teman saya sudah mulai meningkat minat bacanya... :D

    Terima kasih kak untuk GA nya ^^

    Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Twitter : @n0v4ip
    Email : n0v4ip[at]gmail[dot]com

    BalasHapus
  38. Bagi bagi buku buat orang lain? Karena buku pemberian itu kan bakal berkesan. Dan tega banget dong kalau gak dibaca. Yah,mudah mudahan buku sebiji bisa bikin nagih baca buku lain. Yang pasti ini kejadian sama aku XD pas pertama kali baca buku Darren Shan, nagih pengen baca fantasi yang lain dan pensiun dari teenlit XD

    Maryana @ryana_maryana amz_ochi_gnz@yahoo.co.id

    BalasHapus
  39. sepuluh.cokelat@gmail.com
    @bungaoktober

    Bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia?

    BIKIN HARGA BUKU MURAH KAYAK GORENGAN! /nggak

    Itu mah meningkatkan jiwa menimbun para pembaca buku. :))

    Yah, yang pertama dilakukan jelas menanamkan sedari dini bahwa "membaca sepenting bernapas". Bukan cuma sekolah-sekolah, keluarga pun harus memperkenalkan kebiasaan membaca kepada anak-anak. Ada baiknya kurikulum sekolah pun diisi kegiatan membaca, kayak di luar negeri gitu lho yang baca buku ini-itu jadi materi wajib sekolah.

    Semua sebaiknya diawali dari anak-anak. Bukan apa, tapi anak-anak memang lebih mudah dipengaruhi. Buktinya anak-anak masa kini mudah dipengaruhi gadget keren atau motor ninja atau kebiasaan pacaran kayak sinetron Anak Jalanan itu, kan. Mode baju, pakaian, foto, makanan, juga gampang banget nyasar ke anak muda. Jadi, generasi muda ini yang harus dipengaruhi supaya "membaca bisa jadi sepenting bernapas".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namnaya ketinggalan, Wardahtuljannah >.<

      Hapus
  40. Nama : Agatha Vonilia M.
    Twitter : @Agatha_AVM
    Email : agathavonilia[at]gmail[dot]com


    Cara meningkatkan rendahnya minat baca di Indonesia aku saranin sih dimulai dari anak-anak seumuran Playgroup dan TK, mengapa? Karena umur segitu meskipun pinjam buku hanya dilihat gambarnya paling tidak mereka udah ada minat untuk membuka bukunya dan biasanya para orang tua yang membacakannya kalau berumur di bawah 5 tahun. Ajakin book tour ke sekolah-sekolah lainnya sambil dongengin mereka dari salah satu buku yang ada di sekolah tersebut. Cara ini juga efektif untuk memperlihatkan kepada orang tua bahwa anak mereka itu suka membaca sehingga orang tua juga lebih mudah membmbing atau mengajari anaknya rajin membaca. Membacakan sebuah buku sebelum tidur juga merupakan cara paling ampuh.

    Beberapa orang tua juga bilang bahkan ada yang sampai minta pinjam 2 kali dan malah ada yang tidak dikembaliin karena anaknya udah telanjur jatuh cinta sama buku yang dia pinjam.

    Semoga para orang tua juga menerapkan tips di atas, menumbuhkan minat baca sedari kecil.

    BalasHapus
  41. Putri Prama Ananta
    @putripramaa
    anantaprama@yahoo.co.id

    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minat baca di Indonesia?
    Menurutku, untuk meningkatkan minat baca di Indonesia, harus ada orang-orang yang menanamkan kebiasaan membaca sejak kecil. Seperti yang dikatakan oleh Najwa Shihab--Duta Baca Indonesia saat ini--buatlah orang-orang menjadikan buku sebagai cinta pertamanya. Setelah menjadi cinta pertamanya, maka akan selalu diingat deh bukunya. Intinya adalah menanamkan kebiasaan membaca sedini mungkin, misalnya pihak-pihak transportasi umum menyediakan bacaan di kendaraannya, dengan begitu ada begitu banyak orang yang dapat memanfaatkanku waktu menjadi lebih baik lagi.
    Kalau ingin minat baca meningkat, akses untuk membaca harus dipermudah, dengan begitu membaca menjadi lebih mudah. Perpustakaan-perpustakaan haruslah aktif berkampanye untuk membaca dengan begitu banyak orang akan menjadi suka membaca.
    Jujur saja, menurutku meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia ini cukup sulit. AKu sendiri melakukannya dengan cara meminjamkan buku-bukuku pada temanku, meskipun ada yang balik dalam keadaan rusak, balinya lama banget, sampai bukunya nggak balik. Bagikut, minimal mereka membaca beberapa bab saja lah.
    Cara meningkatkan minat baca yang termudah adalah seperti itu, pinjemin dengan resiko besar! Tingkatkan minat baca, mulai dari diri sendiri untuk diri sendiri dan orang lain.

    BalasHapus
  42. Yeyen Nursyipa | 20yeyennursyipa@gmail.com | @YeyenNursyipa

    Menurut kamu bagaimana cara meningkatkan rendahnya minat baca di indonesia.

    Berbicara tentang cara meningkatkan minat baca, maka berbicara pula tentang masalah mempengaruhi. Pengaruh sendiri terbagi menjadi dua yaitu pengaruh eksternal sama pengaruh internal. Seberapa hebat dan luar biasanya pengaruh eksternal jika internal diri sendirinya masih memilih untuk tidak mau membaca ya percuma saja.

    Dan menurut aku cara yang terbaik adalah memotivasi orang lain buat baca. Berhubung orang lebih sering menonton televisi daripada membaca, maka menurut aku cara untuk meningkatkan minat baca bisa lewat iklan di radio atau televisi, serupa iklan layanan masyarakat gitu. Dan di iklan itu bisa dengan menampilkan manfaat atau keuntungan membaca. Segimana mungkin buat mengajak penonton untuk membudayakan membaca.

    Toh masyarakat membeli produk juga karena efek iklan yang ditayangkan tiap hari, dan bisa saja minat baca juga akan meningkat jika iklan layanan masyarakat ini ditayangkan sesering mungkin di telivisi dan radio.

    BalasHapus
  43. Hasnawati
    @chenhakase
    hasnawatikarase@gmail.com

    Menurut saya, tempat-tempat tertentu yang menyediakan buku seperti perpus dan kafe baca sebaiknya tidak usah dilengkapi wifi. Bukan apa-apa, soalnya kemudahan akses medsos biasanya membuat kita lebih suka berlama-lama dengan gadget daripada buku.

    Juga, public figure yang menjadi idola (khususnya idola anak muda) baiknya mengampanyekan semangat suka baca buku. Tidak usah langsung bacaan berat, yang ringan-ringan saja dulu. Misalnya, si idola ini posting foto buku yang sedang dibaca, atau pada lain kesempatan sekadar bertanya kepada para fans-nya "Halo, kalian lagi baca buku apa?" atau "Ada rekomendasi buku bagus, nggak?".
    Jadi, fans (apalagi yang fanatik) yang awalnya tidak doyan baca, demi mengikuti gaya hidup idolanya, pelan-pelan bisa mulai membiasakan diri dan menjadi terbiasa baca buku.

    BalasHapus
  44. Arfina|Arfina[dot]tiara123[at]gmail[dot]com|@ipinkaramel

    Menurutku, harus ada kemauan dari diri sendiri. Apalagi kalau sedari kecil jauh banget sama buku, keluarga ngga ngenalin buku. Saya punya ide, cuma kayaknya udah di beberin semua di komentar di atas saya XD. Saya sendiri, dalam upaya meningkatkan minat baca (eaaa) buku koleksi pribadi saya pinjamkan ke teman-teman, dengan begitu, teman saya yang ngga mau rugi beli bisa mendapat pinjeman, ya walaupun harus rela cover buku ketekuk atau ga kesiram kopi ... eng.

    BalasHapus
  45. Nama : Perdani Budiarti
    Twitter : @daneeollie
    Email : daneeollie[at]gmail[dot]com

    Menurut kamu, bagaimana cara meningkatkan rendahnya minta baca di Indonesia?
    Untuk itu minat baca memang harus dipupuk sejak dini. Bisa dimulai dengan cara mengenalkan buku bantal kepada para balita. Biarlah itu buku empuk digigit-gigit, biar para balita akrab dengannya. Jangan lupa selalu bacakan dongeng untuk anak-anak, karena cerita-cerita dongeng bisa memicu imajinasi mereka.
    Beri kado buku di setiap hari ulang tahun anak-anak, bisa dimulai dengan buku mewarnai yang ada ceritanya, komik pendidikan, dan juga majalah anak-anak dengan ilmu pengetahuan di dalamnya. Setidaknya, mudahkan anak-anak mengakses buku berkualitas.

    Tantangan terbesar saat ini tentu saja akses buku yang masih tidak terjangkau terutama dalam hal harga yang semakin membumbung tinggi. Keberadaan perpustakaan daerah dan persewaan buku bisa dimanfaatkan, namun harus tetap diimbangi dengan pembatasan penggunaan gadget yang semakin marak pada anak-anak. Banyak persewaan buku yang berjaya di masa lalu yang akhirnya gulung tikar karena memang sekarang sudah sangat jarang ada pelanggan yang menyewa buku. Rata-rata dari mereka lebih memilih membaca mangascan, webtoon, dan menonton film daripada membaca buku yang dianggap membosankan. Mungkin sudah saatnya diberlakukan aturan tidak boleh mengakses gadget sebelum selesai membaca satu buku di akhir minggu bagi anak-abak ya ^^

    Tugas sekolah membuat review pun harus diberikan sejak dini, jika perlu diberikan satu waktu khusus bagi para murid sekolah untuk membedah buku populer sehingga mereka lebih tertarik dengan buku. Akan lebih baik jika review buku yang akan dibedah tersebut ditulis tangan sehingga menghindari copy paste dari review buku yang saat ini bertebaran di dunia maya karena keberadaan BBI juga ^^.

    BalasHapus